" penyesalan selalu datang di akhir
berfikirlah sebelum kamu melakukan sesuatu
karna kesempatan tak selalu datang untuk ke dua kalinya
jangan sampai kamu menyesal atas perbuatan yang telah kau perbuat"
Semua orang pasti pernah mengalami apa itu penyesalan. begitu pun saya, saya pun pernah merasa menyesal atas suatu kejadian. penyesalan itu selalu datang pada akhir. menurut pendapat dan pengalaman saya, penyesalan itu terjadi ketika hati nurani kita menginginkan sesuatu tetapi jasmani kita belum bisa untuk mewujudkannya karena masih dihambat oleh beberapa faktor. dengan kata lain jika kita menginginkan sesuatu tetapi kita belum bisa untuk mewujudkannya karena ada beberapa faktor yang kita lakukan kurang maksimal. misalnya, seorang murid ingin mendapat nilai yang selalu bagus ada pelajaran apa pun. tetapi karena usaha yang di lakukannya kurng maksimal, sehingga dia mendapat nilai yang tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan dan ketika itulah murid tersebut mengalami sebuah penyesalan. 
Tetapi di balik sebuah penyesalan itu tidak selalu mendatangkan dampak yang negatif lho teman. kita juga dapat mengambil dampak positif dari sebuah penyesalan. hal ini tergantung dari cara kita dalam menghadapi penyesalan tersebut.bila kita menghadapi sebuah penyesalan  dengan sikap yang tenang hati yang sabar, pikiran yang jernih, niscaya pelajaran dari sebuah penyesalan akan menghampiri kita.selain cara di atas kits juga harus menanggapi sebuah penyesalan dengan selalu berkomitmen pada diri kita sendiri bahwa kesalahan di masa lalu tidak boleh terulang kembali untuk yang kedea kalinya dan berkomitmen agar sealu berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. nah, jika sudah seperti itu kita akan kedewasaan pun akan menghampiri kita dengan sendirinya, karena kedewasaan seseorang di nilai dari cara orang tersebut untuk menanggapi masalah termasuk sebuah penyesalan.sebaliknya, jika kita tidak bisa menanggapi sebuah penyesalan, maka penyesalan yang lain pun akan bertubi-tubi datang pada kita.

memikirkan faktor yang mengakibatkan terjadinya penyesalan itu penting karena hal tersebut dapat mengingatkan kita akan perubahan yang harus kita lakukan untuk menanggapi sebuah penyesalan. tetapi jika hanya memikirkan apa faktor dari penyesalan itu tanpa melakukan perubahan yang pasti. maka hal itu akan berdampak kerugian pada diri kita sendiri.
jadi intinya, dalam menghadapi sebuah penyesalan kita harus hadapi dengan fikiran yang jernih, ceria, sikap ketenangan diri,semangat, selalu berserah diriu pada Yang Maha Kuasa dan berkomitmen untuk melakukan sebuah perubahan untuk menghindari penyesalan yang lain. dan tak lupa selalu mengambil pelajaran atas sebuah penyesalan.  :)

 

 

Pengertian Kejujuran

Kejujuran sangat menentukan kesuksesan hidup seseorang. Pengertian kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Tapi tidak hanya itu saja, arti atau makna kejujuran adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur berikut:

pengertian kejujuran
KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda akan katakan adalah benar.
pengertian kejujuran
KEBAIKAN. Kejujuran alalah apa yang akan Anda katakan adalah sesuatu yang baik.
pengertian kejujuran
KEGUNAAN. Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan adalah berguna.
Jadi pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.
Sebelum Anda mengatakan suatu kejujuran kepada orang lain, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan memikirkan apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.

Sumber : http://suksesitubebas.com/2012/07/14/pengertian-kejujuran/http://suksesitubebas.com/2012/07/14/pengertian-kejujuran/

Di belakang kedua kata isme ini terletak sumber dari banyak konflik di dunia saat ini. Apakah untuk tujuan yang tinggi, dan asa yang tidak tercapai, atau hanya berkeinginan? Apakah lebih baik untuk menjadi baik atau adil? Apakah lebih baik untuk menjadi optimis atau pesimis? Ada beberapa cabang di masing-masing kata ini, dan tidak ada satu sisi dapat terbukti benar dalam semua cabang. Tapi apa sebenarnya idealisme dan realisme itu?, dan mengapa mereka penting?
Idealisme merupakan tindakan atau praktek membayangkan hal-hal dalam bentuk yang ideal." Secara sederhana, itu berarti bertujuan untuk kesempurnaan. Di permukaan, kedengarannya bagus, tapi semua ini mengabaikan sifat dasar manusia, yang bersama lintas budaya, bahasa, dan ras (semua mengarah ketidaksempurnaan). Selama ini kita selalu keras kepala dalam mengartikan dan mencapai apa yang kita inginkan. Tidaklah heran, bahwa kita selalu mengejar impian dengan menggebu tanpa menghiraukan orang lain, namun sering juga kita hanya mampu berlari dan menemui jalan buntu.  Namun ada juga kita yang kukuh mencapai keinginan kita disertai keuletan dan kemauan hingga kita mendapatkan impian kita (namun hanya sedikit).

Di sisi lain, realisme berarti "kecenderungan menuju kebenaran literal dan pragmatisme" (ibid). Ini juga berarti bahwa kita menerima hidup apa adanya. Hal ini juga tampaknya menjadi suatu sifat yang baik di luar saja, tetapi memiliki beberapa kelemahan. Untuk hanya bertujuan dengan yang berhubungan dengan keinginan sesaat kita. Hanya karena kita tidak sempurna, bukan berarti kita tidak dapat mencapai keinginan sekarang dan Masa depan.


Ada sisi signifikan yang kontras untuk keduanya. Untuk menjadi seorang idealis kita harus mampu meraih bintang-bintang. Namun, idealis sering menjadi buta dalam mimpi mereka, dan melupakan dunia nyata di sekitar mereka, dan sebagai hasilnya dapat memperoleh aura out-of-touch tentang mereka. Realis di sisi lain lebih didasarkan pada realitas (kenyataan), dan sebagai hasilnya kita lebih siap untuk menghadapi kemungkinan hidup. Namun, jika kita terlalu berfokus pada kenyataannya, kita sering bertujuan lebih rendah daripada dapat dicapai, hanya bertujuan untuk apa yang dapat dicapai dengan jaminan kenyamanan, dan sebagai hasilnya kita sering kehilangan rasa kemanusiaan kita dengan tidak memperdulikan orang lain.


Bagaimana hal ini berlaku untuk dunia kita? Beberapa cara!

semua ini berhubungan dengan optimis dan pesimis, atau antara gelas yang terisi setengah dengan gelas yang terisi penuh. Sebagian besar dari kita tentu sudah paham bahwa orang yang optimis hidup lebih lama daripada pesimis. Disamping itu, Saya juga belum pernah mendengar sebuah studi seperti yang belum yang menunjukkan bagaimana pesimis cenderung lebih aman dari perampokan, pembunuhan, dan kejahatan lainnya, sebagai akibat dari tindakan pencegahan ekstra diambil. Plus, semua ini benar-benar hanya satu cabang dari masalah.
Juga terikat juga dalam perdebatan ini adalah masalah seluruh apakah lebih baik untuk menjadi "baik," sebagaimana didefinisikan dalam hidup, peduli, atau untuk bersikap adil. Keadilan vs Kemurahan? apa jawabannya?
Kepercayaan konservatif dalam keadilan, kesetaraan keadilan, dan dalam segala hal kehidupan. Melanggar hukum, dan Anda harus memiliki untuk mengkompensasi orang yang Anda lukai. Kebajikan yang sangat penting dari konservatif adalah keadilan. Dalam segala hal, keadilan harus menang, atau masyarakat cacat. Semua orang harus selalu mendapatkan apa yang mereka layak dapatkan, dan semua orang harus selalu diperlakukan dengan cara yang sama. Karena semua orang melalui tindakan mengekspos apa yang ada di dalam, maka semua orang harus dihakimi oleh tindakan mereka, dan diperlakukan sesuai.
Kepercayaan liberal, sebaliknya, dalam kebaikan, belas kasihan  dan kesetaraan, tetapi tidak dalam arti konservatif. Bagi kaum liberal, semua orang yang cerdas, dan karena itu tidak bertindak dengan cara tertentu tanpa alasan. Hal ini kemudian sampai kepada kita sebagai anggota masyarakat untuk menemukan alasan itu dan bekerja untuk menyembuhkan luka para penjahat, dalam rangka untuk membantu mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif lagi. Kebajikan yang penting adalah memahami liberal, yang mengarah ke kebaikan. Semua orang harus diperlakukan 'adil, "dalam arti bahwa jika mereka memiliki masa kecil yang buruk atau karena keadaan di luar kendali mereka menerima upah kemiskinan, mereka harus diberi kompensasi, sehingga semua orang dapat menikmati hidup yang sama.
Kedua belah kepercayaan ini memiliki titik yang sah. Yaitu selalu penting untuk bersikap adil dan fair. Ibaratnya orang akan mendapatkan apa yang mereka inginkan sesuai dengan apa yang mereka usahakan; orang bekerja keras akan berakhir sukses, dan orang yang malas-malasan akan berakhir termiskin. Setiap orang mendapatkan tepat apa yang mereka layak dapatkan sesuai usaha mereka.
 
Sama pentingnya adalah untuk menjadi baik setiap sekali-sekali. Tidak semua orang mendapatkan hasil tindakan mereka sendiri, tetapi sering dari mereka mendapatkan karena kelalaian orang lain. Hal kedua adalah bahwa semua orang adalah tidak sempurna - itu adalah sifat manusia untuk melakukan kesalahan. Seseorang melalui tiga puluh tahun sebagai pengemudi yang sempurna tidak harus kehilangan lisensi mereka untuk pelanggaran mengemudi yang disengaja. Sesekali, seseorang datang dalam pengadilan adalah orang baik yang membuat satu kesalahan buruk. Untuk memfasilitasi bersikap adil, kita harus memahami orang. Ini adalah kepercayaan liberal, keyakinan optimis bahwa semua orang adalah rasional.
 
Idealisme bagi kita adalah dengan kita berpikir secara liberal dengan memandang semua orang sama dan kita bisa membuat mereka lebih baik. Kita akan membentuk masyarakat yang sempurna di mana semua orang adalah sama dalam hal kekayaan dan beban kerja, dan di mana orang mendapatkan apa yang mereka layak karena mereka semua layak mendapatkan itu. Realisme berhubungan dengan pandangan konservatif bahwa mimpi bukanlah segalanya. Yang perlu kita lakukan hanyalah menerima apa yang telah kita dapatkan dan masa bodah dengan impian oranglain (asal kit sudah mendapatkan comfort zone kita). Menjadi akrab dengan situasi saat ini penting untuk mengetahui bagaimana benar kita hidup di masyarakat. Mengetahui cara dunia adalah penting untuk kelangsungan hidup, dan perlu untuk memiliki bentuk keberhasilan.
Idealnya, semua orang memiliki potensi untuk berada di dalam yang baik dari mereka, sehingga kita tidak pernah menyerah pada seseorang dengan menghukum mereka sampai mati untuk kejahatan yang kita lakukan. Namun, secara realistis, ada beberapa orang yang tidak akan pernah berubah, dan kadang-kadang kemurahan dilanggar dan dibuang dalam menghadapi si pemberi. Lantas, bagaimana solusi yang tepat?

Sumber : http://lifeonidealism.blogspot.com

Apaan si integritas?? konon kata mbah Google yang sakti mandragade, integritas adalah bertindak konsisten or sesuai dengan kebijakan organisasi. Alias cucok dengan kode etik profesi, sekalipun dalam keadaan yang sulit must do it. Dengan kata lain, “satu kata satu perbuatan, seiya sekata”. Kurang lebih begono terjemahan bebas ala Istasan :p

Biasanya ni yang dituntut untuk memiliki inegritas tinggi adalah orang-orang yang terikat dimari -------------------> lembaga/instansi/perusahaan/organisasi, catet! hyiuu...
Padahal mah sebenarnya integritas dibutuhkan juga pada setiap diri kita. Dimana saja kita punya peran. Misalnya ni ya... peran kita sebagai anak ya...integritas kita buat orang tua, jadi istri ke suami, jadi murid ke guru, jadi karyawan ke perusahaan, jadi warga ke lingkungan sampe ke yang namanya sebuah negara. Semua dibutuhkan integritas or itu tadi, tindakan yg konsisten untuk sebuah kebijakan di lini-lini tersebut. keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, perusahaan dan negara. Contohnya kawan, dalam sebuah keluarga pasti secara tersirat punya peraturan baku, tata tertib hal yang baik-baik untuk dilakukan dalam keluarga, hak juga kewajiban setiap penghuninya. Ga cuma sampai disitu teman,... dalam lingkungan warga terkecil or RT pasti juga ada undang-undang yang berlaku mengenai pengurusan surat pindah, ijin numpang nikah, lapor warga baru de el el. Mau contoh dimanapun judulnya tetep sama. Pasti punya peraturan, kebijakan, hak dan kewajiban yang dipegang oleh orang-orang di dalamnya. Dan supaya semua berjalan dengan baik-baik saja dibutuhkan integritas dan loyalitas tadi. Begindang... ^,^v

Beeeuch... bahasannya. Semakin mengulas ini aku seperti orang yang sok tau. Biarlah...biar sama-sama kita belajar.
Tapi istilah ga ribetnya sebenernya integritas ya patuh terhadap ketentuan yang berlaku. Susye bener timbang mo ngomomg begitu. And then satu hal lagi setelahnya jika integritas sudah dinyatakan dalam perbuatan yaitu LOYALITAS.
Kalo yang satu ini ga pake njelimet-njelimet neranginnya, intinya si Setia. Kesetiaaan pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa -loyalitas-nya yang tinggi sesorang merasa ga perlu imbalan berarti dalam melakukan sesuatu itu untuk orang lain/tempat dia meletakan loyalitasnya. MANTAB !!

Bagaimana selanjutnya?
Udah ga usah pake basa basi lagi. Seseorang atau siapapun baiknya tidak saling menuntut untuk meminta  integritasnya tapi masing-masing sajalah untuk berupaya memiliki integritas yang mumpuni. Yakin setelahnya, kita tak akan perlu capek-capek meminta integritas dan loyalitas kepada seseorang karena itu akan menjadi bumerang juga buat kita. Bumerang kebaikan *,^. Eit jangan senang dulu. Tulisan ini belum ending. Buat orang tua, guru, kepala rumah tangga, gubernur, atasan di kantor (termasuk lho :)) dan presiden sekalipun jika tidak menemukan integritas dan loyalitas di luar sana dari mereka yang berada di bawah mereka, maka berkacalah pada sikap dan tindakan anda. Itu baru namanya adil. Siiiip
Kalau mau tau lebih dalemmmmm lagi tentang inegritas, ni oleh-oleh hasil browsing dari mbah Google. Yuk cermati bersama, bercermin bersama...

Indikator Perilaku:
1.      Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik
  • Mengikuti kode etik profesi dan perusahaan.
  • Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya.
  • Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan itu tidak melanggar kode etik.
2.      Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinannya
  • Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan.
  • Berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega atau teman dekat.
  • Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan.
3.      Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun sulit untuk melakukan itu
  • Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan.
  • Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan baik.
4.      Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada resiko atau biaya yang cukup    besar
  • Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan.
  • Bersedia untuk mundur atau menarik produk/jasa karena praktek bisnis yang tidak etis.
  • Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai (values).

Dan abis ini ni, abis baca tulisan di atas ni yuk bertindak nyata. Supaya kita lebih bijak. Orang bijak taat pajak #loh-loh gda hubungannya ne sama tulisan ini, wkwkwkwk :D.
Ga selamanya orang yang berada di "bawah" nothing, dan orang yang berada di "atas" something.
Kelak anda bukan hanya disegenin (#karena ga nyaman berada di dekat anda), tapi lebih lebay.com lagi. Ditakuti dan dijauhi.

Sumber : http://istachanoke.blogspot.com/2012/06/integritas.html


Naluri
Naluri atau insting adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan naluri kematian (thanos).

Indera
Indera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria ada sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sansekertanya disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
Lima jenis lagi disebut panca budi indria sebagai alat gerak yaitu tangan untuk mengambil, kaki untuk berjalan, anus untuk membuang air, mulut sampai hidung untuk bicara-bernapas-makan, alat kelamin untuk menikmati hubungan kelamin.
Indria yang kesebelas merupakan indera utama yang mengontrol jalannya kesepuluh indera yang lain. Indera kesebelas ini adalah pikiran sebagai kendali segala aktivitas diri.

Akal
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah.
Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu. Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.
Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.
Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa tidak pastinya kehidupan ini.

Freud membagi manusia menjadi tiga wilayah pokok, antara lain:

1. id, yang mempersamakan id dengan instink atau naluri
2. ego, yang merupakan akal fikiran
3. super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan kaidah moral

Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada instink, maka diberikan pada akal (ego) peran yang strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instink (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).
Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran hukum alam.Dengan kata lain, rasional adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam, menurut Kant.

Contoh :
Pesawat terbang yang beratnya ratusan ton, kok bisa terbang?
Jawabannya adalah Ya, dengan alasan karena pesawat itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional. Lain halnya dengan cerita Nabi Musa yang melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi ular, segera saja Anda mengatakan bahwa itu tidak rasional karena menurut hukum alam adalah tidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.
1. Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam
2. Yang tidak rasional ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam
3. Kebenaran akal diukur dengan hukum alam. Artinya, akal hanya sebatas hukum alam

Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.  Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu..
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam

Ambisi
Ambisi menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan), dan pengertian dari berambisi adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (cita-cita, harapan, dsb.). Ambisi tidak selalu bermakna negatif, tetapi lebih banyak dimaknai secara negatif, ketika seseorang berkeinginan keras memperoleh sesuatu, maka ia dapat mempergunakan cara apa saja untuk mewujudkan keinginannya itu, bahkan dengan cara-cara yang jahat sekalipun.

Ilusi
Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
 
Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Ada anggapan konvensional bahwa ada ilusi yang bersifat fisiologis dan ada ilusi yang bersifat kognitif.

    Ilusi fisiologis

Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.

    Ilusi kognitif

Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi fiksional.
(a). Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara berlainan. Contohnya adalah: kubus Necker dan vas Rubin.
(b). Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lurus lengkung). Contohnya adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
(c). Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak mungkin, misalnya pada segitiga Penrose atau 'tangga yang mustahil', seperti misalnya terlihat pada karya seni grafis M C Escher, berjudul "Naik dan Turun" serta "Air Terjun".
(d). Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang sama sekali berbeda bagi seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti disebabkan karena schizoprenia atau halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi.


Halusinasi
Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan halusinasi dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya, namun tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah dimana seseorang mengalami gangguan penglihatan, dimana ia merasa melihat suatu objek, namun indera penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama.
Halusinasi juga harus dibedakan dengan delusi pada persepsi, dimana indera menangkap rangsang nyata, namun persepsi nyata yang diterimanya itu diberikan makna yang dan berbeda (bizzare). Sehingga orang yang mengalami delusi lebih percaya kepada hal-hal yang atau tidak masuk logika.
Halusinasi dapat dibagi berdasarkan indera yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk, yaitu :

    Halusinasi visual
    Halusinasi auditori
    Halusinasi olfaktori
    Halusinasi gustatori
    Halusinasi taktil





Iri hati adalah rasa atau emosi yang natural. Setiap orang pasti akan merasakan rasa cemburu dan iri hati selama hidupnya. Tetapi rasa cemburu/iri hati harus bisa dikendalikan supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Ada 2 tipe rasa iri hati….

1.  Iri yang “sehat”. Ini terjad ketika rasa iri hati memacu seseorang untuk bekerja keras supaya bisa menjadi lebih baik. Biasanya iri hati tipe seperti ini tidak pernah membawa dendam. Iri hati yang sehat bisa saja seperti seseorang mengakui kepada temannya “aku iri deh sama kamu..” tetapi turut senang untuk temannya juga.
2. Iri yang “tidak sehat”. Ini terjadi ketika rasa iri hati memacu seseorang untuk menjelek-jelekkan orang lain, merendah-rendahkan orang lain, menyimpan dendam, dan kadang menutupi rasa malu dan iri dengan cara melawan dan mencoba untuk terdengar lebih penting/pintar/hebat dari orang yang dia irikan. Orang yang iri hati dengan tidak sehat biasanya tidak bisa senang melihat orang lain gembira. Kadang mereka ingin bersaing atau malah ingin mengikut-ikuti atau meniru orang yang diirikan.

Jika Anda adalah tipe orang yang mudah iri atau cemburu.. ingatlah hal-hal di bawah ini:
1. Belajarlah untuk mencintai diri sendiri.
2. Apresiasikan diri sendiri, dan jangan memaksakan diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan kita.
3. Setiap orang itu berbeda, kita semua memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda.
4. Kadang, semua hanya di kepala Anda. Andalah sendiri yang merendah-rendahkan diri sendiri.
5. Kadang, lingkungan sekitar juga menentukan apa yang dibilang “bagus” atau “tidak bagus”, jadi jangan terlalu khawatir jika di suatu lingkungan, bukan Anda yang dibilang terbaik, paling cantik/ganteng, dll.
6. Carilah kekuatanmu sendiri, kembangkanlah, dan jadilah diri sendiri.
7. Carilah sisi positif dari rasa iri hati itu, gunakanlah rasa itu sebagai penyemangat Anda untuk bekerja lebih keras.

…dan inilah perbuatan, kebiasaan dan tingkah laku yang harus dihindari sewaktu merasa iri hati.
1. Menjelek-jelekkan, merendah-rendahkan orang yang diirikan. Tindakan itu akan membuat kita terlihat bodoh dan jelas bahwa kita hanya ingin menutupi rasa iri hati kita.
2. Meniru orang yang diirikan (mengajak bersaing).
3. Mengajak orang lain untuk berbicara buruk tentang orang yang diirikan.

Tetapi, jika ada seseorang yang iri dengan Anda, inilah cara Anda mengendalikan situasinya:
1. Diamkan saja. Fokus saja dengan aktivitas Anda sehari-hari, jangan biarkan perbuatan orang yang iri pada Anda mempengaruhi hari-hari Anda.
2. Balas kejahatan-kejahatan mereka dengan kebaikan.
3. Bila disaingi dan ditiru, sabar saja, tetaplah menjadi diri sendiri, tidak usah emosi, tidak usah menerima ajakannya untuk bersaing.
4. Jangan turun ke level mereka.




Tergelitik membaca tulisan teman tentang apa itu kesabaran. Rasanya ingin jua aku menuangkan pikiran gilaku tentang kesabaran, tentang sebuah ungkapan syarat makna yang acap kali orang – orang berjubah putih itu ucapkan.
Aku pernah merumuskan 3 hal penting dalam hidup yang patut kita pelajari, tentunya berdasarkan pemikiran gilaku. Pertama ” ilmu sabar “, menjadi awal dan pegangan pertama dalam hidup untuk menggapai setiap anggan menjulang terbentang di depan mata. Kedua ” ilmu ikhlas “, tingkatan kedua yang menjadikan kita bersikap anggun terhadap setiap kegagalan. Ketiga ” ilmu pasrah “, tingkatan akhir yang akan mendekatkan kita pada kebahagiaan dunia yang paling nyata.
Kali ini aku akan membahas tentang ilmu sabar dalam koridor pemaknaan kegilaanku. ” Sabar nak, bulan depan ibu sudah punya uang untuk membelikanmu baju baru “, ucap seorang ibu tua yang menenangkan tingkah anaknya yang mulai brutal ingin dibelikan sepeda. Terlihatkah apa itu sabar ???? Kata orang, ibu itu begitu sabar menghadapi anaknya yang super duper nakal. Tapi apa maksud ibu itu menyuruh anaknya sabar ???? Menurutku ibu itu menyuruh anaknya menunggu dengan tenang, toh bulan depan apa yang ia inginkan dapat terpenuhi. Apa ini sabar ???? Sabar adalah menunggu dengan tenang. Benarkah ????
Pernah pula aku mendengar sebuah ceramah dari seorang pria berjubah putih, ” sebagai manusia yang beriman maka kita harus sabar menghadapi segala cobaan, cobaan ini adalah anugerah, yang dapat mendekatkan kita dengan-Nya “, terucap lirih penuh santun dari bibirnya. Pria itu menyuruh untuk sabar, tapi dia tak memberitahukan apa itu sabar. Dan, apa yang terjadi ???? Para pendengarnya mengangguk mematuhi apa yang dia katakan, bahkan saya sanksi kalau mereka paham benar apa itu sabar. Ternyata mereka menghadapi setiap cobaan dengan tenang, menunggu Tuhan memberikan pertolongan. Apa ini sabar ???? Sabar adalah menghadapi segala cobaan dengan tenang sembari menunggu pertolongan Tuhan. Benarkah ????
Begitu banyak kata sabar terucap dari setiap bibir insani dan aku tak yakin bahwa definisi sabar pada setiap mereka itu sama. Pada intinya mereka menganggap bahwa sabar ialah hal yang baik, hal yang suci. sabar begitu memiliki aroma pencitraan yang damai, santai, gemulai dalam pemaknaan setiap situasi. Sabar memiliki daya penahanan diri, pengekangan setiap nafsu, pembatas setiap keinginan berlebih. Pengartian koridor setiap keinginsegeraan menjadi damai, tenang dan lebih santun. Jadi, dalam dunia gilaku, laiknya itu keabstrakan sebuah kata syarat makna ” sabar “.
Agak tergelitik tatkala banyak orang tersudut menahan emosi mengucap kalimat, ” sabarku ada batasnya !!!! “. Apa benar bahwa orang itu tahu apa itu sabar ???? Kesabaran adalah perlindungan tindakan tak anggun yang tiada batas. Sabar pun memiliki ruang maha luas penangkal semua kejadian tak berkenan dan menekan. Ketika kesabaran itu ada batasnya, itu bukanlah sabar. Sabar terlalu luas untuk dibatasi. Sabar terlalu dalam untuk dipijak seonggok kebusukan perusak ketentraman. Dan sabar terlalu kokoh untuk dihancurkan bahkan untuk digoyahkan, sekalipun itu badai besar menerpa tepat di depannya.