Dalam diri manusia terdapat 2 sifat, yaitu: baik dan buruk. Sifat yang baik dilandaskan atas dasar rasa keimanan, ketakwaan dan kemanusiaan, manakala sifat buruk selalu didorong nafsu, seperti: sifat kebinatangan, kejahilan dan ingkar akan perintah Allah. Kedua sifat ini saling bertentangan antara satu sama lain. Jika iman dan takwa lebih berkuasa, maka hidup seseorang akan aman daripada pengaruh sifat buruk yang didalangi setan. Diantara sifat buruk yang kita kenal adalah tamak, yaitu sifat yang berlawanan (menerima dengan lapang dada).

Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.[2] Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup.

Pada hakikatnya sangatlah manusiawi jika seseorang menginginkan suatu hal yang lebih baik dari apa yang ada dalam dirinya.
Jika tidak dimenej dengan baik, keinginan itu bisa melahirkan sifat tamak atau serakah. Seseorang yang mempunyai sifat tamak biasanya menginginkan sesuatu yang ada pada diri orang lain. Sifat tamak identik dengan salah satu penyakit hati, yakni iri.
Hal itu disampaikan salah satu dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mohammad Muchtarom, saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini.
”Tamak merupakan bibit dari kehinaan. Seseorang yang punya sifat tamak adalah orang yang hina. Hal ini awalnya karena orang tersebut cinta dunia sehingga apapun akan dilakukan demi memenuhi nafsu pribadinya.

Penyebab munculnya ketamakan dalam diri seseorang, lanjutnya, karena orang tersebut ragu-ragu atau berprasangka buruk atas rejeki yang diberikan Tuhan. Sehingga dia selalu merasa kurang,” jelasnya.
Kasus-kasus korupsi, penyelewengan dan tindakan buruk lainnya. ”Oleh karena itu ketika memilih pemimpin, seperti pada pemilihan presiden mendatang, pilihlah pemimpin yang dermawan. Seorang pemimpin yang benar-benar mau memikirkan rakyatnya,” sarannya.

Leave a Reply